Atase Perdagangan Indonesia Belajar Sawit

Dengan lokakarya khusus mengenai sawit ini, diharapkan seluruh Perwakilan Perdagangan Indonesia di luar negeri dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang industri kelapa sawit Indonesia. Lebih dari itu diharapkan seluruh perwakilan perdagangan dapat menyusun suatu rencana spesifik dalam bentuk kertas kerja untuk mendorong kinerja ekspor sawit Indonesia di wilayah akreditasi masing-masing. Para Atase Perdagangan dan ITPC dituntut mampu memberikan argumentasi yang faktual atas berbagai kampanye negatif terhadap tentang sawit baik dari aspek lingkungan, kesehatan, kemitraan usaha, skema jaminan berkelanjutan, dan pengembangan investasi industri sawit ditingkat global.
“Strategi diplomasi minyak sawit sebagai bagian dari upaya pengembangan ekspor perlu diperkuat karena saat ini permasalahan dan tantangan yang dihadapi sektor sawit nasional sangat kompleks. Perwakilan Perdagangan Indonesia di luar negeri dituntut berperan secara proaktif, komunikatif, inovatif, dan promotif dalam menarasikan sawit Indonesia kepada seluruh pemangku kepentingan di wilayahnya,” jelas Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono belum lama ini dalam rilis resmi yang diterima InfoSAWIT .
Lebih lanjut tutur Djatmiko, saat ini, Indonesia masih menghadapi isu dampak kesehatan dari produk sawit dan turunannya, konservasi lahan, emisi gas rumah kaca dari kebakaran lahan sawit khususnya gambut, penguatan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), dan berbagai permasalahan lainnya. “Lokakarya ini diharapkan dapat mendorong pengetahuan para Atdag dan ITPC dalam menjalankan fungsi kerja sama, advokasi, promosi sektor sawit Indonesia di pasar global,” pungkas Djatmiko.
Skadar informasi, nilai perdagangan minyak sawit Indonesia cukup besar. Pada 2016, nilai ekspor crude palm oil (CPO) mencapai USD 16,29 miliar. Indonesia juga merupakan negara eksportir CPO dan turunannya terbesar di dunia dengan pangsa hampir sebesar 50%. Negara tujuan ekspor utama adalah India, RRT, dan Pakistan dengan pangsa masing-masing sebesar 21,36%, 13,47%, dan 7,99%.
Komentar
Posting Komentar