RENDEMEN (OER=Oil Extraction Rate) Tanggung Jawab Siapa? Estate atau Pabrik?
Sebagai orang pabrik, saya sering dijejali pertanyaan-pertanyaan seputar rendemen, khususnya dari teman-teman Field Assistant.
“Gimana rendemen kita hari ini Pak?”
“Kenapa rendemen kita belum naik juga pak?”
“Buahnya dari tahun ke tahun itu-itu juga, tapi kenapa rendemen kita belakangan ini turun kali Pak?”
Biasanya saya hanya tersenyum ketika ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Tapi belakangan saya bingung, dan akhirnya saya tidak menjawab, tetapi saya menunjukkan data oil losses yang kami record tiap hari. Kenapa? Karena hanya itu yang bias kami lakukan. Ingat aturan #1, bahwa pabrik tidak bisa menaikkan kadar minyak yang ada dalam berondolan. Yang bisa dilakukan (dan ini harus) adalah meminimumkan losses yang terjadi selama proses berlangsung. Oil losses di pabrik dapat diidentifikasi secara objektif pada empat tempat, yaitu :
- Empty bunch, maksimum 0.50% to FFB
- Fibre press, maksimum 0.55% to FFB
- USB empty bunch, maksimum 0.02% to FFB
- Sludge waste, maksimum 0.48% to FFB
Total oil losses yang diizinkan 1.55% to FFB. Ini dilaporkan tiap hari kepada seluruh petinggi perusahaan (termasuk petinggi estate), dan tindakan manipulasi terhadap data oil losses merupakan tindakan bunuh diri. Saya yakin setiap pabrik pasti menjunjung tinggi objektivitas data oil losses, sebab kami tidak ingin menghilangkan setetes minyakpun hasil jerih payah teman-teman di lapangan.
Sekarang mari kita lihat alur prosesnya.
Proses penerimaan FFB di pabrik dilakukan menurut SOP yang telah ditetapkan dan dilaksanakan bertahun-tahun. Pada saat buah tiba di loading ramp, pabrik telah mempersiapkan petugas sortasi untuk mengecek kualias FFB yang dikirim. Petugas sortasi melakukan sortasi buah menurut kriteria kematangan buah yang telah disepakati, lalu mencatat hasilnya dalam format sortasi. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap persentase loose fruit. Hasil sortasi ini selanjutnya dikirim ke Estate sebagai informasi terhadap buah mereka kirim ke pabrik.
Aneh kan? Bukankah seharusnya estate yang mengirimkan informasi tentang kualitas buahnya ke pabrik? Ini bukanlah pandangan subjektif, tetapi lebih kepada penghormatan terhadap profesionalisme, bahwa produsen yang mengirim produknya ke konsumen harus disertai dengan keterangan kualitas produk itu. Tapi kita anggap saja yang sudah kami lakukan ini sudah seprofesional mungkin (kalau tak mau dibilang sok profesional).
Balai riset bekerja telah mengukur kandungan minyak dalam tiap-tiap kriteria sortasi. Tentunya dalam skala laboratorium. Setidaknya ini telah memberikan gambaran kepada kita tentang pengaruh kematangan buah terhadap rendemen minyak yang dihasilkan pabrik. Hasil pengkurannya adalah sebagai berikut :
Criterion | Fruitless | Oil content (%) | Company target (%) |
Immature
Unripe
Under Ripe
Normal Ripe
Over Ripe
Empty Bunch
Rotten
Abnormal
Long Stalk
Loose fruit
| 0
0 – 9
10 – 24
>25
>50%
>90%
Buah Busuk
Buah tidak normal
Tangkai >2,5 cm
| 0
3,93
26,74
29,15
26,37
| 0
0
<20
>75
<2
<1
0
<1
<1
12 – 14
|
Source : BLRS Sumatera Selatan Lonsum
Seandainya FFB yang dikirim ke pabrik sudah mencapai target minimal yang ditetapkan, maka sesuai dengan hasil pengukuran kadar minyak oleh balai riset, maka total rendemen dapat dihitung sebagai berikut :
Rendemen = (0 x 0%) + (0 x 3,93%) + (20 x 26,74%) + (75 x 29,15%) + (2 x 26,27%) = 27,74% dalam skala laboratorium. Jika pabrik dapat mencapai 90% skala laboratorium, maka rendemen menjadi 27,74 x 90% = 24,97% untuk skala pabrik. Bagaimana jika persentase normal ripe 90%? Bisa kita hitung sendiri berapa gambaran rendemennya.
Selain kematangan buah, yang tidak kalah pentingnya adalah persentase loose fruit yang diterima di pabrik, sebab banyakya loose fruit menandakan tingkat kematangan buah tersebut. Bagaimana mungkin total normal ripe dikatakan lebih dari 75% sedangkan total loose fruitnya hanya 6%?
Kami orang pabrik berani menjamin, jika pengiriman FFB mencapai standar minimal kriteria kematangan buah, maka rendemen dapat mencapai angka yang sangat tinggi. Saat ini target rendemen adalah 24,5%. Apa yang terjadi? Jangankan mencapai rendemen maksimal, mencapai target yang ditetapkan perusahaan saja kita sudah babak belur. Lalu ketika rendemen berada di bawah capaian yang ditetapkan, pabrik selelau diintrograsi seperti tersangka dengan berbagai pertanyaan. Padahal dengan dikirimnya format sortasi ke berbagai pihak (termasuk estate), kita sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Itulah gunanya administrasi.
Bagaimana mana mungkin pabrik dimintai pertanggungjawaban soal rendemen? Beberapa hari yang lalu seorang petinggi estate datang ke pabrik untuk melihat kondisi FFB yang masuk. Beliau marah kepada kami karena banyak terdapat tetesan minyak di bawah loading ramp. Kembali, kami hanya terdiam karena tidak mungkin memberikan alasan objektif kepada seseorang yang sedang mencari-cari alasan subjektif. Tidak mungkin kami memberi pejelasan bahwa FFB yang dikirim sudah busuk dan kelewat matang, meski kucing-kucing pun tahu kalau memang kondisinya demikian. Tapi kami paham kesulitan beliau, bahwa beliau sedang ingin membuktikan diri.
Sekarang saya kira sudah dapat dipahami bahwa siapa sebenarnya yang bertanggung jawab perihal rendemen ini. Jika kita sudah tahu, alangkah baiknya jika sistemnya dirubah agar lebih profesional dan objektif, yaitu :
- Petugas sortasi disiapkan oleh estate untuk mensortir FFB. Kriterianya silahkan mereka tetapkan sendiri. Pihak pabrik tidak perlu ikut campur soal ini.
- Stock take CPO dan perhitungan rendemen juga dilakukan oleh estate.
- Target di estate diganti dari ton/ha menjadi CPO/ha (kita jual CPO, bukan FFB)
Lalu apa tugas pabrik? Kita kembali ke aturan #1, pabrik bertugas meminimumkan losses selama proses pengolahan di pabrik.
Berbicara mengenai OER ini sampai dengan hari ini belum ada yang dapat menjelaskan secara rinci kekurasiannya. Angka angka yang muncul hari hasil material balance,belum bisa menjadi acuan 100%. Karena OER ini terkadang bisa berbeda balik antara hasil dengan prediksinya.
BalasHapusSering jatuh korban berguguran dari kalangan petinggi pabrik hanya karena OER ini dan lebih miris lagi kadang sudah memberikan data oil losses yang sudah sesuai prosedur. Kenapa? Karena dalam suatu perusahaan tentunya ingin mencari keuntungan lebih. Yang membuat kadang hal hal lain terabaikan.
Sangat setuju jika sortasi, stok opname pagi dilakukan oleh Estate. Namun yang paling terbaik adalah kolaborasi antara Estate dan PKS yang solid. Yang memahami tujuan akhir dari produksi adalah perolehan cpo dan juga kernel. Sudah ada juga perusahaan yang menerapkan kolborasi seperti ini dalam satu pimpinan,akhirnya lebih sukses dalam perolehan minyak.
Saling memberi support dan dukungan. Juga memberikan solusi terbaik dalam setiap pemecahan masalah OER ini.
Betul itu mas, krn pabrik cum tukang peras kelapa, bahan baku punya mereka, kita cm bertanggung jwb thdp lossesnya. Dari mana bahasa menaikan rendemen pabrik. Apa bisa kita tambah kalo kurang rendemennya, hal ini msh sj ada bahasa spt itu sungguh konyol bahasanya.
HapusSimpel saja. Kita tidak bisa menaikkan jumlah kadar minyak yang ada pada TBS. Pesulap saja ga bisa. Apalagi kita manusia biasa.
BalasHapusTerkadang para petinggi2 tidak mau tahu demi keuntungan target. Sebagai orang jujur saya sangat setuju jika stock opname dilakukan pada pagi hari. Krn kita yg jujur bekerja sangat risih apabila dicurigai. Terkadang memang kita tidak bisa salahkan para petinggi krn perilaku dilapangan masih ada2 saja yg melakukan diluar dari SOP.
Emergency Cash Loans Hello Everybody, My name is Mrs. Phyllis Sue South. I live in UK London and i am a happy woman today? and i told my self that any lender that rescue my family from our poor situation, i will refer any person that is looking for loan to him, he gave me happiness to me and my family, i was in need of a loan of $350,000.00 to start my life all over as i am a single mother with 2 kids I met this honest and GOD fearing man loan lender that help me with a loan of $350,000.00 U.S. Dollar, he is a GOD fearing man, if you are in need of loan and you will pay back the loan please contact him tell him that is Mrs. Phyllis Sue South that refer you to him. contact Dr. James Eric via email: financialserviceoffer876@gmail.com Whats-App +918929509036
BalasHapus