DESA SIAGA API MENGHAPUS MIMPI BURUK

Merujuk hasil inventarisasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, wilayah ini memiliki lahan gambut seluas 745 ribu ha, yang pada 2015 lalu seluas 74 ribu ha lahan gambut terbakar. Dengan demikian jika ditotal termasuk lahan mineral yang terbakar maka mencapai seluas 137,88 ha.
Dengan luasan lahan yang terbakar tersebut, tentu saja membentuk kabut asap yang tebal dan pada akhirnya memberikan dampak buruk bagi masyarakat dengan munculnya penyakit infeksi saluran pernafasan atas, dan bagi pelaku usaha telah menggerus produktivitas kebun sawit dan merobek citra positif kelapa sawit.
Seolah tidak mau berada dalam kesulitan yang berkepanjangan, pelaku usaha kelapa sawit utamanya yang berlokasi di Kabupaten Ketapang bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI), menggagas pembentukan Desa Siaga Api, sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan dengan melakukan pelibatan masyarakat. Harapannya supaya kebakaran lahan dan hutan di 2015 lalu tidak kembali terjadi.
Akhirnya pada 8 Maret 2016, dalam rapat mengenai penanganan hotspot di Kalimantan Barat, pemangku kepentingan beserta pemerintah daerah sepakat untuk mendukung program Desa Siaga Api tersebut.
Upaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan pun menjadi prioritas utama bagi Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat (Kalbar) semenjak saat itu. Tercatat kesepakatan tersebut juga merujuk dari hasil berbagai masukan lewat koordinasi yang sudah dilakukan Pemprov Kalbar dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya, termasuk pelaku usaha dan masyarakat.
Kabupaten Ketapang pun menjadi daerah prioritas untuk pencegahan kebakaran lahan dan hutan, terlebih di daerah ini tercatat terdapat sekitar 100 perusahaan sawit yang dianggap bisa mengadopsi program tersebut. (baca Info SAWIT edisi April 2016, Desa Siaga Api, Dorong Partisipasi Masyarakat, Solusi Mencegah Api Melahap Lahan)
Salah satu perusahaan yang secara konsisten memfokuskan upaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan dengan melibatkan masyarakat melalui . . .
Komentar
Posting Komentar