BANGUN INDUSTRI HILIR CPO, WAJIB DI RIAU



img
Ekonom Universitas Riau Viator Butarbutar mengatakan Riau harus membangun industri hilir crude palm oil untuk meningkatkan kualitas produk dan mengangkat perekonomian daerah tersebut.
"Riau harus membangun industri hilir CPO dengan memanfaatkan kawasan-kawasan industri yang ada. Saat ini, Riau masih mengekspor bahan mentah dan hal ini membuat ketergantungan dengan permintaan pasar," kata Viator, belum lama ini.
Jika hal ini tidak difokuskan oleh pemerintah, harga CPO masih akan bergantung dengan permintaan luar negeri seperti Malaysia, India, Tiongkok dan Amerika Serikat. Dalam waktu-waktu tertentu, negara tujuan ekspor ini membatasi permintaan yang membuat harga komoditi itu jatuh.
Viator mengharapkan hilirisasi sawit dan CPO bisa dibangun di 4 kawasan industri yang tengah digadang-gadangkan oleh pemerintah. Pemerintah Provinsi Riau saat ini tengah mengembangkan 4 kawasan industri dimana dua kawasan industri masuk dalam kawasan industri strategis nasional yaitu Kawasan Industri Tanjung Buton di Kabupaten Siak dan Kawasan Industri Dumai di Kota Dumai.
Dua Kawasan Industri lainnya yaitu Kawasan industri Tenayan Raya di Pekanbaru dan Kawasan Industri Kuala Enok di Indragiri Hilir tengah dalam tahap pembangunan.
Tulis Bisnis.com, Riau merupakan daerah penghasil CPO terbesar di Indonesia dengan total produksi 7 juta ton per tahun. Sektor CPO Riau mendominasi sebesar 60% terhadap total ekspor CPO nasional.
BPS mencatat nilai ekspor minyak mentah sawit itu tumbuh tipis 2% secara year on year di sepanjang tahun 2016. Nilai ekspor CPO tercatat mencapai US$ 7,1 miliar meningkat dari tahun lalu US$ 7,0 miliar. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan dari luar negeri pada akhir tahun
.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rendemen Minyak Kelapa Sawit yang dihasilkan oleh Pabrik Sawit

Kamus kamus di Perkebunan Kelapa Sawit

RENDEMEN (OER=Oil Extraction Rate) Tanggung Jawab Siapa? Estate atau Pabrik?