KEIN Beberkan Cara Dorong Perekonomian Kalimantan Timur



KEIN Beberkan Cara Dorong Perekonomian Kalimantan Timur - kein-beberkan-cara-dorong-perekonomian-kalimantan-timur_20170214_165528.jpg
KEIN Beberkan Cara Dorong Perekonomian Kalimantan Timur - kein-beberkan-cara-dorong-perekonomian-kalimantan-timur_20170214_165421.jpg
KEIN Beberkan Cara Dorong Perekonomian Kalimantan Timur - kein-beberkan-cara-dorong-perekonomian-kalimantan-timur_20170214_165453.jpg
KEIN Beberkan Cara Dorong Perekonomian Kalimantan Timur - kein-beberkan-cara-dorong-perekonomian-kalimantan-timur_20170214_165528.jpg
KEIN Beberkan Cara Dorong Perekonomian Kalimantan Timur - kein-beberkan-cara-dorong-perekonomian-kalimantan-timur_20170214_165421.jpg
Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis wilayah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan merata.
“Model pembangunan seperti ini akan meminimalisasi ketimpangan antarwilayah di Indonesia,” ujar Arif Budimanta, Wakil Ketua KEIN di Samarinda, Kalimantan Timur (14/2).
Pernyataan itu disampaikan saat Focus Group Discussion dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di wilayah Kalimantan Timur.
Pada diskusi yang bertema “Regional Growth Strategy” itu, hadir antara lain unsur dari Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistik, serta perwakilan pengusaha dan akademisi.
Kegiatan ini merupakan bagian penting dari pelaksanaan tugas KEIN, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2016 tentang Komite Ekonomi dan Industri Nasional.
Dalam peraturan disebutkan, salah satu tugas KEIN adalah menyampaikan saran tindak strategis dalam menentukan kebijakan ekonomi dan industri nasional kepada Presiden.
Arif menjelaskan, terkait kajian KEIN tentang strategi pertumbuhan berdasarkan wilayah, ini merupakan tawaran strategi untuk mendukung program pemerintah yang disampaikan Presiden Joko Widodo bahwa pertumbuhan ekonomi harus tinggi dan merata.
“Kajian KEIN membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi berdasarkan wilayah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5,3 persen,” kata Arif.
Salah satu daerah yang dijadikan studi kasus dalam kajian KEIN adalah Kalimantan Timur.
Provinsi ini termasuk wilayah dengan pertumbuhan yang sangat berfluktuasi, bahkan dalam enam tahun terakhir terus melemah.
Dari 6,30 persen pada tahun 2011, menjadi minus 0,3 persen di tahun 2016.
Di antara penyebab utamanya, hingga saat ini perekonomian Kaltim sangat tergantung pada sektor pertambangan dan penggalian serta kinerja ekspor.
Sekitar 90% sumber daya alam Kaltim diekspor dalam bentuk mentah.
Saat harga komoditas mengalami tekanan di pasar internasional akibat permintaan yang menurun, perekonomian Kaltim langsung ikut tertekan.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa struktur ekonomi Kaltim masih belum stabil.
Oleh karena itu perlu upaya pengelolaan kekayaan sumber daya alam Kaltim yang baik sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
“Diperlukan kebijakan afirmatif dari pemerintah di sektor-sektor unggulan di luar sektor pertambangan dan penggalian,” ungkap Arif.
Saat ini, berdasarkan hasil kajian KEIN ada sejumlah tantangan yang dihadapi Provinsi Kaltim.
Di antaranya adalah komoditas andalan di wilayah tersebut kurang terdiversifikasi.
“Selama ini didominasi oleh migas dan batu bara,” kata Arif. Pada saat bersamaan, proses hilirisasi komoditas unggulan belum berjalan.
Di saat harga komoditas tersebut menurun, Provinsi Kaltim ikut mengalami kontraksi.
“Kondisi seperti ini banyak terjadi di provinsi lain, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Arif Budimanta.
Untuk itulah, model pertumbuhan di wilayah memerlukan alternatif, dengan tidak bergantung pada satu komoditas utama yang tidak terdiversifikasi.
Tak kalah pentingnya adalah mendorong pertumbuhan dari potensi ekonomi lain yang ada di masing-masing wilayah.
Pada kasus Kaltim, Arif memaparkan, strategi jangka pendek yang dapat dilakukan khusus di Kaltim, antara lain mengembangkan industri olahan makanan dan minuman berbasis agro, karena provinsi tersebut memiliki potensi yang sangat besar.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga dapat memaksimalkan potensi yang ada di delapan kawasan strategi di wilayahnya.
Solusi lainnya adalah optimalisasi sumber daya perikanan, percepatan industri hilir kelapa sawit dan percepatan proyek strategis nasional di Kaltim.
Tak kalah pentingnya, hasil kajian KEIN juga menyebutkan perlunya mengembangkan kapasitas industri pengolahan dan barang dari kayu serta industri bahan kimia organik.
Jika hasil kajian KEIN tersebut berjalan, Arif memaparkan, berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar 2,90 persen, jauh dari kondisi sekarang yang minus.
“Bahkan dapat mendorong perekonomian nasional hingga sebesar 0,3 persen,” tegas Arif.
Karena itulah, Arif menambahkan, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasiskan kekuatan wilayah menjadi sangat penting.
Selain mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara maksimal, target terjadinya pemerataan seperti yang kerap disampaikan oleh Presiden dapat tercapai mengingat terjadinya redistribusi aset ke daerah-daerah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rendemen Minyak Kelapa Sawit yang dihasilkan oleh Pabrik Sawit

RENDEMEN (OER=Oil Extraction Rate) Tanggung Jawab Siapa? Estate atau Pabrik?

Kamus kamus di Perkebunan Kelapa Sawit